KDRT Selama 12 Tahun, Suatu Hari Ia Memukuli Istrinya Hingga Mati…Setelah Esoknya Ia Membaca Surat Dari Putrinya, Ia Menggila…
loading...
"Ayah, jangan pukuli ibu lagi…bolehkah semua ini diakhiri dengan kepergianku?" Ini adalah pesan terakhir seorang gadis berusia 12 tahun untuk ayahnya. Keadaan ekonomi keluarga Wang Da Na (nama sang suami) tergolong miskin.
Seorang gadis berusia 12 tahun menangis tersedu-sedu di sudut tembok, ia barusaja selesai mencuci pakaian seluruh anggota keluarganya di bawah paksaan ayahnya sendiri, bisa dilihat bahwa di tubuhnya terdapat banyak guratan merah darah, yang tak lain adalah bekas lukanya setelah dicambuki oleh ayahnya dengan sabuk….
Di saat bersamaan, terdengar suara seorang wanita yang sedang menangis sedih di ruang keluarga, wanita ini tak lain adalah ibu gadis tadi, Li Xiao Hong.
Setiap kali setelah Wang Da Na menghajar anaknya, ia akan dengan sadisnya memukuli istrinya…Kehidupan ini telah dilaluinya selama 12 tahun.
Bagaimana perasaan yang dirasakan mereka? Kehidupan yang mengenaskan begini selama 12 tahun…Sakit kah? Kejam kah? Hanya bisa diungkapkan begini saja?
Setelah Wang Da Na memukuli istrinya, ia menghampiri putrinya dan menamparnya keras-keras beberapa kali, sambil berkata dengan ekspresi sadisnya : "Sebaiknya kamu nurut! Aku suruh kamu apa, ya lakukan! Kalau sampai berani tidak nurut, aku akan menyiksamu lebih kejam lagi!" Setelah itu ia berbalik melihat istrinya yang kesakitan dan babak belur itu, kemudian tertawa sinis dan pergi keluar.
Li Xiao Hong berusaha merangkak keluar, tapi karena kesakitan luar biasa yang dirasakannya, ia harus mencoba berdiri berkali-kali, terjatuh lagi, demikian seterusnya hingga ia butuh sekitar belasan menit untuk bisa keluar.
Hatinya penuh dengan kebencian, ia membenci dirinya sendiri, Wang Da Na, dan seluruh dunia! Sambil meratapi nasib malangnya, ia menghampiri putrinya, berusaha menahan sakit dan mengangkat tangannya, membelai kepala putrinya, sambil menangis berkata : "Maafkan ibumu ini, Rou Rou, ibu seharusnya mati saja…harusnya langsung mati saja."
Sambil berbicara sambil terjatuh pingsan di atas tubuh Rou Rou.
-------dari putri yang kau benci, Rou Rou.
Rou Rou terkejut dan menangis sambil menggoyang-goyangkan tubuh ibunya, berusaha membangunkannya sambil berteriak : "Ibu, Ibu, Rou Rou tidak pernah menyalahkanmu, sungguh…ayo bangun, lekaslah bangun.
"Suara tangisan pun memenuhi seluruh ruang keluarga, suaranya sangat keras hingga terdengar oleh tetangga atas mereka, Sun Da Ye.
Sun Da Ye bersama dengan istri dan anak-anaknya turun menghampiri, mereka mengetuk pintu tapi tidak ada yang menjawab, namun dari dalam rumah terdengar suara anak yang sedang menangis tersedu-sedu, terdengar sedih sekali, entah kenapa?
Jangan-jangan Wang Da Na lagi-lagi memukuli istri dan anaknya? Ia menyuruh putranya untuk mendobrak pintu, hanya dalam 2 kali tendangan, pintu pun berhasil didobraknya, kemudian istri Sun Da Ye (panggil saja bibi Zhao) langsung menangis melihat keadaan di depan matanya ini…
Bibi Zhao sangat menyukai Lia Xiao Hong dan Rou Rou, ia langsung menghampiri mereka : "Xiao Hong..Xiao Hong…kamu kenapa? Ayo bangun.
"Melihat tidak ada reaksi apa pun, ia langsung bertanya pada Rou Rou : "Rou Rou, ada apa dengan ibumu? Kenapa dia seperti ini?" Melihat wajah sedih Rou Rou yang terus menangis itu, tambah sedih lagi hati bibi Zhao, sambil menangis berkata : "Jangan takut nak, ada kakek dan nenek disini, jangan takut ya.." Dan mereka memanggilkan ambulans untuk pertolongan darurat…
Wang Da Ye memarahi Wang Da Na melalui telepon saat ia sedang berada di RS, Wang Da Na memang lebih segan terhadapnya.
Setelah Wang Da Ye menyelesaikan urusan administrasi RS, Wang Da Na masuk ke kamar pasien, menatap istrinya dengan pandangan dingin dan terkadang tersenyum sinis melihat Rou Rou terlihat ketakutan.
Perasaan Rou Rou sudah lebih baik dari sebelumnya, karena melihat ibunya telah siuman.
Selama Xiao Hong rawat inap selama beberapa bulan ini, Sun Da Ye sering datang menjenguk, sekitar 3x seminggu, dan setiap kali pasti membawa buah-buahan dan vitamin, hal ini membuat Xiao Hong sangat tersentuh.
Ia berjanji dalam hai akan berbakti Sun Da Ye dan bibi Zhao seperti terhadap orang tua kandungnya sendiri. Pada bulan Desember setelah Xiao Hong keluar dari RS, hal pertama yang dilakukannya adalah membawa Rou Rou bertamu ke rumah Sun Da Ye, dengan membawa beberapa hadiah sebagai tanda terimakasih, kemudian pulang rumah.
Pada hari Natal, Xiao Hong juga bersama Rou Rou, membawa kado Natal dan bertamu ke rumah Sun Da Ye, dan kembali ke rumah setelah mengobrol beberapa saat dengan bibi Zhao.
Pada malam ini terjadilah hal yang tidak paling ditakuti…
Wang Da Na pulang dalam keadaan mabuk dan melihat Xiao Hong memeluk Rou Rou, selama ini di otaknya tertanam pemikiran bahwa "Pria lebih penting dari wanita," dan saat ia melihat istrinya memeluk putrinya, keganasannya langsung keluar, ia melempar istrinya dengan kursi.
Xiao Hong yang tidak tahu suaminya telah pulang itu pun langsung pingsan tergeletak di lantai.
Wang Da Na melanjutkan dengan mencambuki istrinya dengan sabuk, terus menerus hingga terlihat banyak sekali goresan dan darah…Rou Rou ketakutan dan berlutut memeluk kaki ayahnya, memohon supaya ia berhenti memukuli ibunya…
Tapi Wang Da Na tidak menggubris dan langsung menendang keras Rou Rou hingga ia terpental dan bibirnya terluka, berdarah…berdarah!! Rou Rou melihat ayahnya mencambuki ibunya hingga wajahnya tak berbentuk… :
"Ayah…kumohon jangan pukuli ibu, kumohon hentikan… aku saja yang pergi... bolehkah ini semua disudahi kalau aku saja yang pergi?" Kemudian ia berlutut di hadapan Wang Da Na, tapi ia sama sekali tidak menggubris, keganasan telah menutupi mata hari nuraninya… entah telah berselang berapa lama, Wang Da Na kelelahan sendiri dan berbaring istirahat di sofa…
Keesokan harinya, terlihat bahwa istrinya sama sekali tidak bergerak, bahkan posisi dan pose tergeletaknya pun sama sekali tidak berubah.
Ia mulai ketakutan, ia menendang-nendang bermaksud membangunkan Xiao Hong, tapi sama sekali tidak ada respon… kemudian… ia meletakkan jarinya di depan hidung Xiao Hong, dan…!!!! Li Xiao Hong sudah tidak bernafas lagi, ya betul, ia telah meninggal, dihajar hingga kehilangan nyawa.
Ia sangat menyesal dan saat ia bersiap-siap kabur, ia melihat secarik kertas di meja, isinya : "Ayah, kumohon jangan pukuli ibu lagi, aku tahu kau tidak pernah menyukaiku, kau membenciku, bolehkah semua ini disudahi asalkan aku pergi saja? Bolehkah?? Cukup dengan aku pergi saja…"
-------dari putri yang kau benci, Rou Rou.
Wang Da Na terkejut dan terdiam seribu bahasa, ia sungguh menyesal, apa yang telah dilakukannya…tiba-tiba hatinya melunak, hati nuraninya mulai terbuka lagi…ia sungguh sangat menyesal…
@Cerpen.co.id
loading...
loading...
Post a Comment