HEBOOHH Nyata Wanita yang Kena Azab di Tanah Suci, Bahkan Ustadzah Ini.??? mengejutkan...............

loading...
Berikut satu cerita riil yang mungkin dapat memberi deskripsi untuk beberapa wanita mengenai azab di tanah suci karna hal yang mungkin saja saja telah umum dikerjakan tetapi tanpa ada diakui jadi mengundang dosa.Banyak telah kita mendengar tentang penghuni neraka yang beberapa besar adalah beberapa wanita? Lalu kenapa bisa sampai sesuai sama itu? Nyatanya didalam satu hadist dikisahkan alasan kenapa neraka masyarakat mayoritasnya yaitu beberapa wanita.

Seselesainya dari shalat Kusuf (shalat Gerhana), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bercerita surga serta neraka yang diperlihatkan pada beliau saat shalat,“Dan saya lihat neraka. Saya belum sempat sekalipun lihat panorama seperti hari ini. Serta saya saksikan nyatanya sebagian besar penghuninya yaitu beberapa wanita. ” Mereka ajukan pertanyaan, “Kenapa beberapa wanita jadi sebagian besar penghuni neraka, ya Rasulullah? ” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka. ” Ada yang bertanya pada beliau, “Apakah beberapa wanita itu kufur pada Allah? ”



Beliau menjawab, “ (Tidak, tetapi) mereka kufur pada suami serta mengkufuri kebaikan (suami). Kalau engkau berbuat baik pada salah seseorang istri kalian disuatu saat, lalu satu waktu ia lihat darimu ada suatu hal (yg tidak sudi di hatinya) pasti ia juga akan berkata, ‘Aku sama sekali belum juga sempat lihat kebaikan darimu’. ” (HR. Bukhari no. 5197 serta Muslim no. 907).

Menelisik dari hal itu, berikut satu cerita riil yang mungkin saja dapat melukiskan bagaimana pedihnya siksa neraka untuk seseorang perempuan yang lupa dari perintah-Nya. Bahkan juga wanita itu hingga menangis serta buat seseorang ustazah merinding karena itu.

Tersebut kisahnya.

Sepanjang nyaris 9 th. tinggal di Mekah sembari mengurusikan jemaah haji serta umrah, saya sudah lewat beragam pengalaman menarik serta yang pahit. Bagaimana juga, dalam banyak momen yang saya alami, ada satu peristiwa yg akan tidak sempat saya dapat lupakan. Cerita ini terjadi pada seseorang wanita yg berumur di pertengahan 30-an ketika saya mengurusi satu rombongan haji.

Setibanya wanita itu serta rombongan haji di Lapangan Terbang Jeddah kami sambut deangn satu bus. Semua tampak riang sebab ini yaitu pertama kalinya mereka melakukan haji. Kemudian saya membawa mereka menaiki bus serta dari situ, kami menuju ke Madinah.

Alhamdulillah, semuanya jalan lancar sampai kami hingga di Madinah. Tiba di Madinah, semua orang turun dari bus. Turunlah mereka satu persatu hingga tiba pada giliran wanita itu. Tanpa ada sebab yang pasti mendadak wanita itu jatuh tidak sadarkan diri, yang dengan segera sesudah menginjak bumi Madinah.

Jadi orang yang di beri tanggung jawab untuk mengurusi jemaah itu, saya juga bergegas menuju ke arah wanita itu. “Jemaah ini sakit” kata saya pada jemaah-jemaah yang beda.

Situasi yang semula tenang dan merta bertukar jadi kuatir serta semuanya jemaah tampak cemas atas peristiwa ini.

“Badan dia panas serta menggigil. Jemaah ini tidak sadarkan diri, cepat tolong saya, kita bawa dia ke tempat tinggal sakit” kata saya. Tanpa ada membuang waktu, kami mengangkat wanita itu serta membawanya ke rumah sakit Madinah yang terdapat tidak jauh dari situ. Disamping itu, jemaah yang beda diantar ke tempat penginapan semasing. Sampai dirumah sakit Madinah, wanita itu masih tetap belum juga sadarkan diri. Beragam usaha dikerjakan oleh dokter untuk memulihkannya, tetapi semua tidak berhasil.


Sementara itu, pekerjaan mengurusi jemaah butuh saya lanjutkan. Saya sangat terpaksa meninggalkan wanita tersebut di rumah sakit. Tetapi dalam aktivitas mengurusikan jemaah, saya menghubungi rumah sakit Madinah untuk ketahui perubahan wanita itu. Tetapi, saya di beri berita bahwa dia masih tetap tidak sadarkan diri. Selepas 2 hari, wanita itu masih pula tidak sadarkan diri. Saya semakin kuatir, maklumlah, itu yaitu pengalaman pertama saya bertemu dengan kondisi sesuai sama itu.

Semuanya usaha untuk memulihkannya tidak berhasil, jadi wanita itu dibawa ke rumah sakit Abdul Aziz Jeddah untuk memperoleh perawatan lanjut sebab rumah sakit di Jeddah lebih komplit keringanannya dibandingkan rumah sakit Madinah. Tetapi usaha untuk memulihkannya masih tetap gagal. Jadwal Haji mesti diteruskan. Kami pergi ke Mekah untuk kerjakan beribadah haji. Usai haji, saya segera pergi ke Jeddah. Malangnya, hingga rumah sakit Abdul Aziz, saya diberitahu oleh dokter kalau wanita itu masih tetap koma. Bagaimanapun, kata dokter, kondisinya stabil. Lihat kondisinya itu, saya ambillah keputusan untuk menunggunya dirumah sakit.

Sesudah 2 hari menanti, akhirnya wanita itu buka matanya. Dari pojok matanya yang terbuka sedikit itu, dia melihat ke arah saya serta selalu memeluk saya dengan erat sembari menangis terisak-isak. Saat itu saya begitu bingung, Saya bertanya pada wanita itu,

“Kenapa kamu menangis? ”

“Ustazah…. saya taubat Ustazah. Saya menyesal, saya takkan berbuat sekali lagi hal-hal yg tidak baik. Saya bertaubat, benar-benar bertaubat. ”

“Kenapa kamu mendadak ingin bertaubat? ” bertanya saya tetap dalam kondisi bingung. Wanita itu selalu menangis terisak-isak tanpa ada menjawab pertanyaan saya itu. Selang beberapa saat dia bertemura, bercerita pada saya kenapa dia berkepribadian sekian, narasi yang untuk saya butuh di ambil hikmahnya oleh kita semuanya.

Tuturnya, “Ustazah, saya ini telah berumah tangga, menikah dengan lelaki orang kulit putih. Namun saya salah. Saya ini hanya Islam pada nama serta keturunan saja. Saya tidak sempat mengerjakan beribadah. Saya tidak sholat, tidak puasa, semuanya amalan beribadah saya serta suami tidak sempat saya lakukan, tempat tinggal saya penuh dengan botol minuman.

Dengan nada tersekat-sekat, wanita itu bercerita, “Ustazah…Allah itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Kaya. Semasa koma, saya sudah diazab dengan siksaan yg betul-betul pedih atas semua kesalahan yg sudah saya bikin sampai kini.

“Betulkah? ” bertanya saya terperanjat. “Betul Ustazah. Sepanjang koma itu saya sudah ditunjukkan oleh Allah mengenai balasan yg Allah berikan pada saya. Balasan azab Ustazah, bukanlah balasan syurga.

Saya rasa seperti diazab di neraka. Saya ini seumur hidup tidak sempat gunakan jilbab. Jadi balasan, rambut saya ditarik dengan bara api. Sakitnya tidak dapat saya katakan dengan kalimat.

Menjerit-jeritsaya minta ampun mohon maaf pada Allah. ” “Bukan itu saja, buah dada saya juga diikat serta dijepit dengan penjepit yangg di buat dari pada bara api, lalu ditarik kesana-sini…putus, jatuh kedalam api neraka. Buah dada saya hancur terbakar, panasnya bukanlah main. Saya menjerit, menangis kesakitan. Saya masukan tangan kedalam api itu serta saya ambillah buah dada itu kembali. ”

Tanpa ada memedulikan pasien beda, suster juga memerhatikan wanita itu selalu menceritakan. Menurut dia sekali lagi, sehari-hari dia disiksa, tanpa ada henti, 24 jam satu hari. Dia tidak di beri saat untuk beristirahat atau dilepaskan dari hukuman, selama hidup koma itu dilaluinya dengan azab yg sangat pedih.

Dengan nada terbata-bata, dengan berlinangan air mata, wanita itu melanjutkan ceritanya, “Hari ke hari saya disiksa. Apabila rambut saya ditarik dengan bara api, sakitnya merasa seperti kulit kepala yg turut lepas. Panasnya juga mengakibatkan otak saya merasa seperti menggelegak.


Azab itu pedih…pedih yang sangat sangat…tidak dapat saya ungkapkan. Sembari menceritakan, wanita itu selalu meraung, menangis terisak-isak. Tampak dia benar-benar menyesal atas semuanya kekeliruannya. Saya juga termenung, kaget serta menggigil mendengar ceritanya. Begitu pedih balasan Allah pada umatnya yang ingkar.


“Ustazah… buat saya, Islam cuma nama saja, namun saya minum alkohol, saya main judi serta semua jenis dosa besar. Karna saya sukai minum dan makan apa yang diharamkan Allah, semasa tidak sadarkan diri itu saya sudah di beri makan buah-buahan yang berduri tajam.

Buah yang tidak diisi tetapi cuma duri-duri saja, namun saya begitu menginginkan menelannya, karna saya betul-betul terasa lapar.

“Bila ditelan buah-buah itu, duri-durinya menusuk kerongkongan saya apabila hingga ke perut merasa menusuk perut saya. Sedang jari yang tertusuk jarum juga merasa sakitnya.

Sesudah buah-buah duri itu habis, saya di beri makan berbentuk bara-bara api. Ketika saya masukan bara api itu kedalam mulut, semua tubuh saya rasa-rasanya seperti terbakar hangus. Panasnya hanya Allah saja yang tahu.

Api yang berada di dunia ini akan tidak sama juga dengan kepanasannya. Sesudah menelan bara api itu, saya memohon minuman, tapi…saya disajikan dengan minuman yang di buat dari nanah. Baunya cukup busuk, saya sangat terpaksa meminumnya sebab saya begitu terasa haus. Semuanya sangat terpaksa saya lewati, tidak sempat saya alami selama hidup didunia ini. ”

Saya selalu mendengar narasi wanita itu dengan telaten. Begitu merasa kebesaran Allah. “Semasa diazab itu, saya merayu memohon pada Allah agar diberi nyawa lagi, berilah saya kesempatan untuk hidup lagi. Tidak berhenti saya memohon. Saya berjanji akan tidak mengulangi kekeliruan saya. Saya berjanji akan tidak ingkar atas perintah Allah serta juga akan jadi umat yg soleh. Saya berjanji bila saya dihidupkan kembali, saya juga akan perbaiki semua kekurangan serta kekeliruan saya dulu, saya juga akan mengaji, juga akan sholat, juga akan puasa yang sampai kini saya tinggalkan. ”

Saya termenung mendengar narasi wanita itu. Benarlah, Allah itu Maha Agung serta Maha Berkuasa. Kita manusia ini tidak juga akan lepas dari balasanNya. Bila baik amalan kita jadi baiklah balasan yang juga akan kita terima, bila jelek amalan kita, jadi azablah kita di akhirat nantinya.


Alhamdulillah, wanita itu sudah melihat sendiri kebenaran Allah. “Ini bukanlah mimpi ustazah. Bila mimpi azabnya akan tidak merasa hingga sepedih ini. Saya bertaubat Ustazah, saya tidak juga akan ulangilah sekali lagi kekeliruan saya. Saya bertaubat… saya taubat Nasuha, ” tuturnya sembari menangis-nangis. Mulai sejak itu wanita itu betul-betul beralih. Apabila saya membawanya ke Mekah, dia jadi jemaah yang paling khusuk.

Amal ibadahnya tidak sempat berhenti. Misalnya, bila wanita itu pergi ke masjid pada saat maghrib, dia cuma juga akan balik ke hotelnya selepas sholat subuh. “Kenapa lakukan beribadah hingga tidak ingat saat? kamu harus juga melindungi kesehatan. Pulanglah sesudah sholat Isya, makan nasi atau istirahatlah sejenak…” tegur saya.

“Tidak apa-apa Ustazah. saya membawa buah kurma. saya menelannya sewaktu saya terasa lapar. ” Menurut wanita itu, selama ada didalam Masjidil Haram, dia menginginkan membayar sholat yang ditinggalkannya dulu.

Diluar itu dia berdoa, mohon pada Allah agar mengampunkan dosanya. Saya kasihan melihatkan kondisi wanita itu, takut karna beribadah serta desakan perasaan yang keterlaluan dia juga akan jatuh sakit. Jadi saya menasihatkan agar tidak melaksanakan ibadah keterlaluan sampai meremehkan kesehatannya.

“Tidak bisa Ustazah. Saya takut…saya telah rasakan pedihnya azab Tuhan. Ustazah tidak terasa, Ustazah tidak ketahui rasa-rasanya. Bila Ustazah telah rasakan azab itu, Ustazah akan jadi seperti saya. Saya betul- benar bertaubat. ”

Wanita itu juga berpesan pada saya, tuturnya, “Ustazah, bila ada perempuan Islam yang tidak gunakan jilbab, Ustazah ingatkanlah pada mereka, gunakanlah jilbab. Cukup saya saja yang rasakan siksaan itu, saya tidak ingin ada wanita beda yang rasakan hal seperti yang saya telah rasakan.

Semasa diazab, saya lihat larangan-larangan Allah, salah nya ialah tiap-tiap sehelai rambut wanita Islam yang berniat dipertunjukkan pada lelaki yang bukanlah mahromnya, jadi dia diberi satu dosa. Bila ada 10 lelaki yang bukanlah mahrom lihat sehelai rambut saya ini, jadi saya memperoleh 10 dosa. ”


“Tapi Ustazah, rambut saya ini banyak jumlahnya, beribu-ribu. Bila seseorang lihat rambut saya, itu bermakna beribu-ribu dosa yang saya bisa. “Saya punya niat, sepulang saya dari haji ini, saya minta tolong dari ustazah agar ingin mengajarkan suami saya sholat, puasa, mengaji, serta kerjakan semuanya beribadah.

Saya menginginkan mengajak suami pergi haji. Seperti saya, suami saya itu Islam pada nama saja. Namun itu semuanya yaitu kekeliruan saya. Saya telah membawa dia masuk Islam, namun saya tidak menuntun dia. Bukanlah itu saja, sayalah sebagai seperti orang yang bukanlah Islam. ”

Mulai sejak kembali dari haji itu, saya tidak mendegar narasi mengenai wanita itu. Bagaimana juga, saya yakin dia telah jadi wanita yang betul-betul solehah. Adakah dia berbohong pada saya mengenai ceritanya diazab semasa koma? Tidak. Saya yakin dia berkata benar. Bila dia berbohong, mengapa dia beralih serta bertaubat Nasuha? Satu sekali lagi, coba banding azab yang diterimanya itu dengan azab yang digambarkan oleh Allah serta Nabi dalam Al-Quran serta hadish. Adakah ia berbohong?

Benar, apa yang berlangsung itu memanglah kita tidak bisa membuktikannya dengan saintifik, namun tidakkah masalah dosa serta pahala, syurga serta neraka itu perkara ghaib?

Jangan sampai apabila kita telah wafat dunia, apabila kita telah diazab baru kita ingin yakin kalau “Oh… memanglah benar apa yang Allah serta Rasul katakan. Saya menyesal…” Itu telah terlambat. Raihlah 5 kesempatan sebelumnya datang 5 halangan, Kaya sebelumnya miskin, Suka sebelumnya sulit, Sehat sebelumnya sakit, Muda sebelumnya tua serta saat Hidup sebelumnya mati

Walahualam Bisawab, Mudah-mudahan cerita ini membawa kita jadi umat yang lebih tahu kalau dunia tidaklah tempat paling akhir, masih tetap ada akhirat, masih tetap ada alam beda yang telah menunggu kita jadi mana dituliskan dalam Al Qur’an. Mudah-mudahan kita jadi umat yang selalu melaksanakan ibadah pada Allah.

Sumber : wajibbaca. com
loading...
loading...

Không có nhận xét nào

Tìm kiếm Blog này

NHẬN XÉT MỚI

loading...
Được tạo bởi Blogger.